BAB
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam hal ini pastinya kita setiap
mahasiswa belum terlalu memahami apa itu fiksasi tunggal dan fiksasi
campuran,baik bagian-bagian dari fiksasi tersebut maupun fungsi produk-produk yang
dihasilkan sehingga kita dapat memanfaatkan hasil dari fiksasi tunggal maupun
fiksasi campuran tersebut. fiksasi adalah mempertahankan morfologi jaringan atau
sel tubuh seperti dalam keadaan hidup sehingga untuk mencapai maksud tersebut
bahan fiksasi harus dapat. Mikroorganisme
yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas,
begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan
kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu
cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi
ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi
untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecatan
zat warna merupakan Senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satunya ion berwarna .
TUJUAN
1.1 TUJUAN
FIKSASI
1. Mengawetkan
jaringan
2. mengeraskan
jaringan
1.2 TUJUAN
PEWARNAAN
1. Mempermuda melihat bentuk bakteri, ragi maupun fungi
2. Mempebesar
ukuran dan bentuk
3. Melihat
bentuk luar jika memungkinkan melihat
bentuk dalam
BAB 2
ISI
A. LARUTAN
FIKSASI
1.
Formaldehid
Formaldehid adalah suatu gas yang larut
dalam air. Larutan ini bersifat asam dan tersedia dalam bentuk formaldehid 40%
atau formalin, namun dengan konsentrasi ini tidak dapat dipakai untuk fiksasi
karena terlalu cepat mengeraskan jaringan. Sebagai larutan fiksasi harus
dicampurkan dalam air biasa atau larutan garam fisiologis, dengan perbandingan
1 bagian formalin dengan 9 bagian pelarut menjadi formal saline 10% atau lebih
dikenal dengan formalin 10%. Untuk penyimpanan dalam jumlah besar dan waktu
yang lama maka formaline 10% harus diberi garam buffer atau magnesium atau
kalsium karbonat supaya tidak terjadi pembentukan endapan asam formik.
Formalin mempunyai bau yang tidak enak dan dapat mengiritasim kulit, selaput
lendir dan mata. Oleh karena itu dianjurkan memakai sarung tangan dengan udara
terbuka waktu kita sedang mengelola materi berformalin.
Formaldehid memiliki sifat kimia sebagai berikut :
Nama Kimia (IUPAC) :
Methanal
Nama Lain
: - Formaldehyde
solution
- Formaldehyde
gas
- Formalin
- Methylene
oxide
Rumus Molekul
: CH2O
Formula Struktural H
|
C = O
|
H
Berat Molekul
: 30.03
2.
Alkohol
Merupakan larutan dengan daya dehidrasi yang
kuat dan menyebabkan pengerasan dan pengerutan jaringan. Alkohol dapat
mengkoagulasi protein dan.presipitasi glukogen dan melarutkan lemak. Fungsi
alkohol yang utama adalah sebagai bahan fiksasi sediaan sitologi namun dalam
keadaan terpaksa dapat digunakan sebagai fiksasi sediaan histopatologi. Hal ini
disebabkan daya tembus alkohol yang kurang baik oleh karena jaringan cepat
menjadi keras dan mengkerut sehingga sediaan sukar dipulas.
Alkohol mempunyai rumus umum R-OH.
Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti
dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -O.
Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O.
Struktur alkohol ada tiga jenis, yaitu :
R-OH primer, sekunder, dan tersier .
R-CH2-OH
(R)2CH-OH
(R)3C-OH
Primer
sekunder
tersier
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
Sifat fisika alkohol :
- TD
alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC,
etena = -88,6oC)
- Umumnya membentuk ikatan hidrogen
- Berat jenis alkohol > BJ alkena
- Alkohol rantai pendek (metanol, etanol)
larut dalam air (polar)
3.
Aceton
Aseton juga
dikenal sebagai propanon, dimetil
keton, 2-propanon, propan-2-on,dimetilformaldehida,
dan β-ketopropana adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna
dan mudah terbakar. Aseton merupakan keton yang paling sederhana.
Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Aseton sendiri juga
merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk
membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia
lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan
secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.
Nama IUPAC
: Propanon
Nama Lain
: β-ketopropana, Dimetil keton,
Dimetilformaldehida.
Rumus Molekul : CH3COCH3
Aseton absolute dapat
digunakan untuk mempertahankan enzim-enzim tertentu sepertiAcid phosphatase.
Selain itu dapat digunakan untuk dehydrasi juga.
4.
Acetic acid ( Asam Asetat )
Asam asetat, asam
etanoat, atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai
pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis
dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.
Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
Asam asetat merupakan salah satu asam
karboksilat paling sederhana setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air
merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat
merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam
asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam
asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat
encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Struktur bangun dari Asam asetat
adalah :
Nama IUPAC : Acetic acid
Nama Lain
: Asam metanakarboksilat, Asetil hidroksida (AcOH),Hidrogen
asetat (HAc), Asam cuka
5.
Chromik acid ( Asam Kromat )
Dalam
ilmu kimia, Asam Kromat adalah sebuah senyawa kromium (Cr). Senyawa ini
memiliki rumus kimia H2CrO4. Basa konjugat dari asam ini
adalah ion kromat dan dikromat, yang dapat membentuk
beberapa garam (misalnya kalium
dikromat, K2Cr2O7). Anhidrida dari asam kromat
adalah kromium
trioksida, atau disebut juga kromium (VI) oksida, CrO3. Pada asam kromat,
dikromat ataupun semua turunannya, atom kromium mempunyai bilangan
oksidasi +6. Larutan ini bersifat oksidator kuat, berwarna merah
kecoklatan, jingga atau kuning tergantung konsentrasi kromium (VI).
Di
laboratorium, asam kromat digunakan sebagai oksidator maupun katalis. Dalam industri, asam kromat
digunakan sebagai senyawa intermediet dalam chromium plating, bahan
untuk kaca berwarna, pembersih logam, bahan untuk tinta, dan cat.
Nama IUPAC : Dioxochromiumdiol
Nama Lain: Chromic Acid, Chromic(VI) acid,
Tetraoxochromic acid
Asam
kromat biasanya digunakan sebagai cairan fiksasi dengan konsentrasi 0,5-1%.
Asam kromat dapat mendenaturasi protein pada jaringan agar cairan pewarna dapat
terserap dengan baik. Selain itu, asam kromat juga dapat mengeraskan struktur
jaringan. Asam kromat baik digunakan untuk memfiksasi lemak, mitokondria, badan
Golgi, dan Glikogen. Sifat asam kromat sebagai cairan fiksasi yaitu memiliki
daya penetrasi yang lambat dan tidak mengkerutkan jaringan. Keuntungan
menggunakan asam kromat sebagai fiksasi adalah jaringan dapat terpulas dengan
baik.
6.
Larutan Zenker’s
Larutan zenker’s adalah salah satu cairan fiksasi
yang terdiri atas :
1. Mercuric chloride
2. Pottasium dichromate
3. Aquadest
4. Sodium sulfate
5. Acidum aceticum glacial
Kelebihan menggunakan cairan fiksatif ini adalah
inti dan jaringan ikat terpulas dengan baik, terutama untuk jaringan tumor.
Disamping itu, larutan Zenker’s memiliki kekurangan yaitu jaringan akan
terpulas lebih tebal dan jaringan bersifat rapuh/mudah patah.
7.
Larutan Bouin
Larutan Bouin adalah suatu cairan fiksasi yang
terdiri atas :
1. Picric Acid 5%
2. Formalin 40%
3. Acetic acid glacial
Sifat larutan ini memiliki daya penetrasi yang
cepat serta inti dan jaringan ikat akan terpulas dengan baik. Tetapi, jika
proses fiksasinya terlalu lama jaringan akan rapuh.
8.
Larutan Helly
Komposisi dari larutan Helly ini adalah :
1. Chloroform
2. Alkohol Absolute
3. Acetic acid glacial
Dengan pemakaian larutan fiksasi ini lebih
menghemat waktu karena proses fiksasi dan dehydrasi dapat berjalan sekaligus.
Selain itu, larutan ini juga dapat mengawetkan glikogen dalam jaringan. Jika
dalam pengerjaan fiksasinya terlalu lama, jaringan akan mengeras sehingga sulit
untuk diiris.
9.
Larutan ORTH
Larutan ORTH juga dapat digunakan untuk cairan
fiksasi. Keuntungan memakai larutan ini adalah mitosis dapat terlihat. Selain itu, eritrosit dan jaringan ikan dapat terlihat
dengan baik. Sifat dari larutan fiksasi ini adalah memeiliki daya penetrasi
yang sangat lama sehinnga tidak cocok digunakan untuk memfiksasi jaringan yang ukurannya besar.
Komposisi dari larutan ini adalah :
1. Pottasium dikromat
2. Sodium sulfate
3. Aquadest
B. LARUTAN PEWARNAAN
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna
(biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan
sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe
morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan
dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan
pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan
basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya
bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri
dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana
merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum.
Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60
detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
gambar pewarnaan sederhana
2. Pewarnaan
differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
Pewarnaan differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan
lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam.
Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram
adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok
besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada
tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram,
bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram
negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi
atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh
karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong
bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies
tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui
memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya
sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap
zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh
metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan
empat reagen yaitu :
- Zat warna utama (violet kristal)
- Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang
digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
- Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton)
yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
- Zat warna kedua / cat penutup (safranin)
digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama
setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri
yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah
dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan
Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu,
yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4
tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan
kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan
penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan
larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat
warna safranin
Perbedaan dasar antara bakteri gram
positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin
terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma organisme gram
positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram
negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram
positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm)
sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan
Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa
perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri
Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif
yaitu:
- Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15
mm, berlapis tiga atau multilayer.
- Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak
(11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
- lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit
± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
- Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
- Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat
warna dasar misalnya kristal violet.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
- Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
- Peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif
yaitu:
- Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm,
berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
(1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama
merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
- Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat
warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
- Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
- Tidak peka terhadap streptomisin
- Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Contoh bakteri gram posittif
contoh bakteri gram negatif
Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap
bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap
zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin
melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat
tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol.
Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan
untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium
tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling
banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)
3. Pewarnaan khusus untuk melihat
struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan kapsul.
Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak
dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus.
Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan
metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat
malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada
pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol
fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam
mycolic dari Mycobacterium .
Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang
tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin
dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna
fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan
pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari
methylen blue.
Cara Kerja :
• Dibuat suspensi kuman, ditambah
dengan carbol fuchsin sama banyak.
• Dipanaskan selama 6 menit pada api
kecil atau pada penangas air 80oc selama 10 menit.
• Dibuat sediaan dan dikeringkan.
• Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama
2 detik
• Dimasukkan kedalam alkohol
sehingga tidak ada lagi warna merah mengalir.
• Sediaan dicuci dengan air.
• Diwarnai dengan methylen blue
selama 1 menit kemudian dicuci dan dikeringkan.
• Diperiksa dibawah mikroskop.
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi
suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk
presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan
Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan
menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air
dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang.
Yang berwana biru gelap.
4. Pewarnaan khusus untuk melihat
komponen lain dan bakteri :
- pewarnaan Neisser (granula volutin),
- pewarnaan yodium (granula glikogen).
5. Pewarnaan negatif
Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur
pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh
pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang.
Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
Cara pewarnaan negatif
– Sediaan hapus → teteskan emersi →
lihat dimikroskop
Pewarnaan negatif, metode ini bukan
untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap.
Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik
ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini
olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan
kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga
penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat
nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna
asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge
kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative
charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah
dilihat dengan latar belakang berwarna.
BAB III
RUANG DISKUSI
SESI KE 1
v Pertanyaan
dari Sindi yulia putri “apakah dampak
negatif dari pewarnaan ?”
jawab :
dampak
negatif dari pewarnaan tidak ada kerena
saat kita mewarnai kita mengambil sampel dari organisme yang telah mati
otomatis tidak akan mengganggu organisme lainnya terkecuali jika kita
menggunakan pewarna pakaian jika terkena pakaian maka akan menyebabkan pakaian
tersebut rusak.
v Pertanyaan
dari Deni “ Apakah alkohol dapat merusak tubuh pada manusia ?”
jawab :
Pada
dasarnya alkohol itu tidak akan merusak tubuh manusia jika diguanakan
sebagaimana mestinya dengan dosis yang telah di tentukan, seperti orang di luar
negeri jika saat musim salju biasanya mereka menggunakan alkohol sebagai penghangat
tubuh dan dengan dosis yang pas dengan tubuh mereka. tapi saat sekarang ini
banyak sekali yang salah menggunakan alkohol yang berakibat fatal pada tubuh.
v Pertanyaan
dari Khujaifah “ Kaporitpada kolam renang memiliki warna-warna! apakah hal itu
mengandung zat warna ? ”
jawab :
Tidak.
karena kaporit di campur dengan air kolam renang untuk membunuh kuman serta
menjernikan air kolam.di tambah lagi pantulan cahaya matahari serta dasar kolam
sangat mendukung untuk menimbulkan air kolam berwana biru. dalam kolam renang juga terjadi reaksi kimia antara kaporit dan H20
.
SESI KE II
v Pertanyaan
dari Riska daka “ Dari antara semua larutan yang ada! larutan mana yang paling
ampuh untuk fiksasi? ”
jawab :
Aceton.karena
aceton merupakan senyawa berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan
dengan air, etanol, dietil eter, dll.
v Pertanyaan
dari Nurami Wika “Bagaimana menggunakan reagen untuk mengetahui kandungan dari
suatu zat ? ”
jawab :
Menggunakan reagen . misalnya amilum untuk mengetes
karbohidrat nanti akan terjadi perubahan warna pada makanan atau zat
tersebut.serta larutan benedict digunakan untuk ngetes kandungan glukosa.
v Pertanyaan
dari Emilya “ Dampak dari larutan-larutan yang ada jika mengenai tangan atau
bagian tubuh yang lain?
jawab :
Dampak
dari larutan-larutan yang ada tidak terlalu fatal jika mengenai tubuh karena
larutan ini masih sering kita gunakan dan masih dalam kandungan % yang normal.
kecuali aceton jika mengenai tangan dan bagian tubuh lainnya akan sedikit
terluka atau gatal-gatal.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya larutan fiksasi dan
larutan pewarnaan saling berkaitan . Bahan-bahan
kimia pada awalnya digunakan sebagai fiksatif tunggal.Tetapi pada perkembangan
selanjutnya bahan-bahan tersebut,kecuali beberapa bahan tertentu ,sudah jarang
digunakan secara sendirian tetapi dijadikan sebagai salah satu komponen dari
fiksatif campuran.Fiksatif campuran–Kombinasi dari beberapa fiksatif
tunggal.Berbagai jenis fiksatif umum yang aktifitas umum yang aktifitas
fiksasinya telah dikenal dengan baik. Kebanyakan fiksatif diberi nama berdasarka
nama orang yang pertama sekali memperkenalkannya .Jika orang yang sama
menemukan lebih dari satu kombinasi, maka keterangan tambahan akan
diberikan pada nama setiap kombinasi fiksatif yang bersangkutan. dan Teknik
pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan
struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan
menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang
sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang
menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe
disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya
mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedaka
DAFTAR PUSTAKA
http:sunshinecuties.blogspot.co.id/2016/02/makalah-pewarna-bakteri.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar