Selasa, 31 Mei 2016

Larutan Fiksasi dan Pewarnaan

BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam hal ini pastinya kita setiap mahasiswa belum terlalu memahami apa itu fiksasi tunggal dan fiksasi campuran,baik bagian-bagian dari fiksasi tersebut maupun fungsi produk-produk yang dihasilkan sehingga kita dapat memanfaatkan hasil dari fiksasi tunggal maupun fiksasi campuran tersebut. fiksasi adalah mempertahankan morfologi jaringan atau sel tubuh seperti dalam keadaan hidup sehingga untuk mencapai maksud tersebut bahan fiksasi harus dapat. Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan  zat warna merupakan Senyawa kimia berupa garam-garam  yang salah satunya ion berwarna .

TUJUAN
1.1  TUJUAN FIKSASI
1.      Mengawetkan jaringan
2.      mengeraskan jaringan

1.2  TUJUAN PEWARNAAN
1.      Mempermuda  melihat bentuk  bakteri, ragi maupun fungi
2.      Mempebesar ukuran  dan bentuk
3.      Melihat bentuk luar  jika memungkinkan melihat bentuk dalam









BAB 2
ISI

A.    LARUTAN FIKSASI
1.       Formaldehid
      Formaldehid adalah suatu gas yang larut dalam air. Larutan ini bersifat asam dan tersedia dalam bentuk formaldehid 40% atau formalin, namun dengan konsentrasi ini tidak dapat dipakai untuk fiksasi karena terlalu cepat mengeraskan jaringan. Sebagai larutan fiksasi harus dicampurkan dalam air biasa atau larutan garam fisiologis, dengan perbandingan 1 bagian formalin dengan 9 bagian pelarut menjadi formal saline 10% atau lebih dikenal dengan formalin 10%. Untuk penyimpanan dalam jumlah besar dan waktu yang lama maka formaline 10% harus diberi garam buffer atau magnesium atau kalsium karbonat supaya tidak terjadi pembentukan endapan asam formik. Formalin mempunyai bau yang tidak enak dan dapat mengiritasim kulit, selaput lendir dan mata. Oleh karena itu dianjurkan memakai sarung tangan dengan udara terbuka waktu kita sedang mengelola materi berformalin.
Formaldehid memiliki sifat kimia sebagai berikut :
 Nama Kimia (IUPAC)      :          Methanal
 Nama Lain                        :           - Formaldehyde solution
                                                            - Formaldehyde gas
                                                            - Formalin
                                                            - Methylene oxide
Rumus Molekul                 :           CH2O
Formula Struktural                                    H
                                                                         |
                                                                     C = O
                                                                          |
                                                                         H
 Berat Molekul                   :           30.03

2.       Alkohol
      Merupakan larutan dengan daya dehidrasi yang kuat dan menyebabkan pengerasan dan pengerutan jaringan. Alkohol dapat mengkoagulasi protein dan.presipitasi glukogen dan melarutkan lemak. Fungsi alkohol yang utama adalah sebagai bahan fiksasi sediaan sitologi namun dalam keadaan terpaksa dapat digunakan sebagai fiksasi sediaan histopatologi. Hal ini disebabkan daya tembus alkohol yang kurang baik oleh karena jaringan cepat menjadi keras dan mengkerut sehingga sediaan sukar dipulas.
      Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya    diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol adalah gugus hidroksil, -O. Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol.
 Alkohol adalah asam lemah.
Struktur alkohol ada tiga jenis, yaitu : R-OH primer, sekunder, dan tersier .
                        R-CH2-OH               (R)2CH-OH                     (R)3C-OH
                        Primer                      sekunder                          tersier
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
 Sifat fisika alkohol :
          -     TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC,
                 etena = -88,6oC)
          -     Umumnya membentuk ikatan hidrogen
          -     Berat jenis alkohol > BJ alkena
          -     Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (polar)

3.        Aceton
          Aseton  juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on,dimetilformaldehida, dan β-ketopropana adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan airetanoldietil eter, dll. Aseton sendiri juga merupakan pelarut yang penting.  Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.
     Nama IUPAC    :  Propanon
     Nama Lain         :  β-ketopropana, Dimetil keton,
                                       Dimetilformaldehida.
     Rumus Molekul : CH3COCH3
                Aseton absolute dapat digunakan untuk mempertahankan enzim-enzim tertentu sepertiAcid phosphatase. Selain itu dapat digunakan untuk dehydrasi juga.

4.       Acetic acid ( Asam Asetat )
       Asam asetat, asam etanoat, atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.
       Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri  yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalatselulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air
       Struktur bangun dari Asam asetat adalah :
       Nama IUPAC : Acetic acid
      Nama Lain      : Asam metanakarboksilat, Asetil hidroksida (AcOH),Hidrogen                                                asetat  (HAc), Asam cuka

5.       Chromik acid ( Asam Kromat )
            Dalam ilmu kimia, Asam Kromat adalah sebuah senyawa kromium (Cr). Senyawa ini memiliki rumus kimia H2CrO4Basa konjugat dari asam ini adalah ion kromat dan dikromat, yang dapat membentuk beberapa garam (misalnya kalium dikromat, K2Cr2O7). Anhidrida dari asam kromat adalah kromium trioksida, atau disebut juga kromium (VI) oksida, CrO3. Pada asam kromat, dikromat ataupun semua turunannya, atom kromium mempunyai  bilangan oksidasi +6. Larutan ini bersifat oksidator kuat, berwarna merah kecoklatan, jingga atau kuning tergantung konsentrasi kromium (VI).
            Di laboratorium, asam kromat digunakan sebagai oksidator maupun katalis. Dalam industri, asam kromat digunakan sebagai senyawa intermediet dalam chromium plating, bahan untuk kaca berwarna, pembersih logam, bahan untuk tinta, dan cat.
   
       Nama IUPAC : Dioxochromiumdiol
       Nama Lain: Chromic Acid,  Chromic(VI) acid, Tetraoxochromic acid

            Asam kromat biasanya digunakan sebagai cairan fiksasi dengan konsentrasi 0,5-1%. Asam kromat dapat mendenaturasi protein pada jaringan agar cairan pewarna dapat terserap dengan baik. Selain itu, asam kromat juga dapat mengeraskan struktur jaringan. Asam kromat baik digunakan untuk memfiksasi lemak, mitokondria, badan Golgi, dan Glikogen. Sifat asam kromat sebagai cairan fiksasi yaitu memiliki daya penetrasi yang lambat dan tidak mengkerutkan jaringan. Keuntungan menggunakan asam kromat sebagai fiksasi adalah jaringan dapat terpulas dengan baik.

6.       Larutan Zenker’s
     Larutan zenker’s adalah salah satu cairan fiksasi yang terdiri atas :
1.    Mercuric chloride
2.    Pottasium dichromate
3.    Aquadest
4.    Sodium sulfate
5.    Acidum aceticum glacial
     Kelebihan menggunakan cairan fiksatif ini adalah inti dan jaringan ikat terpulas dengan baik, terutama untuk jaringan tumor. Disamping itu, larutan Zenker’s memiliki kekurangan yaitu jaringan akan terpulas lebih tebal dan jaringan bersifat rapuh/mudah patah.

7.       Larutan Bouin
     Larutan Bouin adalah suatu cairan fiksasi yang terdiri atas :
1.    Picric Acid 5%
2.    Formalin 40%
3.    Acetic acid glacial
     Sifat larutan ini memiliki daya penetrasi yang cepat serta inti dan jaringan ikat akan terpulas dengan baik. Tetapi, jika proses fiksasinya terlalu lama jaringan akan rapuh.

8.        Larutan Helly
     Komposisi dari larutan Helly ini adalah :
1.  Chloroform
2.  Alkohol Absolute
3.  Acetic acid glacial
     Dengan pemakaian larutan fiksasi ini lebih menghemat waktu karena proses fiksasi dan dehydrasi dapat berjalan sekaligus. Selain itu, larutan ini juga dapat mengawetkan glikogen dalam jaringan. Jika dalam pengerjaan fiksasinya terlalu lama, jaringan akan mengeras sehingga sulit untuk diiris.

9.        Larutan ORTH
     Larutan ORTH juga dapat digunakan untuk cairan fiksasi. Keuntungan memakai larutan ini adalah mitosis dapat terlihat. Selain itu, eritrosit dan jaringan ikan dapat terlihat dengan baik. Sifat dari larutan fiksasi ini adalah memeiliki daya penetrasi yang sangat lama sehinnga tidak cocok digunakan untuk memfiksasi jaringan yang ukurannya besar.
     Komposisi dari larutan ini adalah :
1.      Pottasium dikromat
2.      Sodium sulfate
3.      Aquadest

B. LARUTAN PEWARNAAN
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.   Pewarnaan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Pewarnaan sederhana, merupakan pewarna yang paling umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/bakteri-gram-negatif.jpg?w=570
 gambar pewarnaan sederhana
2.   Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
Pewarnaan differensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
  • Zat warna utama (violet kristal)
  • Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
  • Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
  • Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel  dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
  • Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
  • Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
  • lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
  • Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
  • Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
  • Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
  • Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
  • Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
  • Peka terhadap streptomisin
  • Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
  • Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
  • Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.
  • Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
  • Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
  • Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
  • Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
  • Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
  • Tidak peka terhadap streptomisin
  • Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Contoh bakteri gram posittif                                    contoh bakteri gram negatif
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/images.jpeg?w=570
https://aguskrisnoblog.files.wordpress.com/2011/01/gram-positive_bacteria.jpg?w=570






Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)
3. Pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel, pewarnaan spora, pewarnaan kapsul.
Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau  bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan  Basil Tahan Asam dimana cat  carbol   fuschsin  harus dipanaskan untuk bisa menembus  lapisan lilin asam mycolic  dari Mycobacterium .
Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari methylen blue.
Cara Kerja :
• Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama banyak.
• Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas air 80oc selama 10 menit.
• Dibuat sediaan dan dikeringkan.
• Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detik
• Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tidak ada lagi warna merah mengalir.
• Sediaan dicuci dengan air.
• Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian dicuci dan dikeringkan.
• Diperiksa dibawah mikroskop.
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.
4. Pewarnaan khusus untuk melihat komponen lain dan bakteri :
  • pewarnaan Neisser (granula volutin),
  • pewarnaan yodium (granula glikogen).
5. Pewarnaan negatif
Tujuan
Mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta
Cara pewarnaan negatif
– Sediaan hapus → teteskan emersi → lihat dimikroskop
Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.

                                                                          
BAB III
RUANG DISKUSI
SESI KE 1
v  Pertanyaan dari Sindi yulia putri  “apakah dampak negatif dari pewarnaan ?”
jawab :
dampak negatif dari pewarnaan tidak  ada kerena saat kita mewarnai kita mengambil sampel dari organisme yang telah mati otomatis tidak akan mengganggu organisme lainnya terkecuali jika kita menggunakan pewarna pakaian jika terkena pakaian maka akan menyebabkan pakaian tersebut rusak.

v  Pertanyaan dari Deni “ Apakah alkohol dapat merusak tubuh pada manusia ?”
jawab :
Pada dasarnya alkohol itu tidak akan merusak tubuh manusia jika diguanakan sebagaimana mestinya dengan dosis yang telah di tentukan, seperti orang di luar negeri jika saat musim salju biasanya mereka menggunakan alkohol sebagai penghangat tubuh dan dengan dosis yang pas dengan tubuh mereka. tapi saat sekarang ini banyak sekali yang salah menggunakan alkohol yang berakibat fatal pada tubuh.

v  Pertanyaan dari Khujaifah “ Kaporitpada kolam renang memiliki warna-warna! apakah hal itu mengandung zat warna ? ”
jawab :
Tidak. karena kaporit di campur dengan air kolam renang untuk membunuh kuman serta menjernikan air kolam.di tambah lagi pantulan cahaya matahari serta dasar kolam sangat mendukung untuk menimbulkan air kolam berwana biru. dalam kolam renang juga  terjadi reaksi kimia antara kaporit dan H20 .

SESI KE II
v  Pertanyaan dari Riska daka “ Dari antara semua larutan yang ada! larutan mana yang paling ampuh untuk fiksasi? ”
jawab :
Aceton.karena aceton merupakan senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Aseton merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan airetanoldietil eter, dll.

v  Pertanyaan dari Nurami Wika “Bagaimana menggunakan reagen untuk mengetahui kandungan dari suatu zat ?  ”
jawab :
Menggunakan  reagen . misalnya amilum untuk mengetes karbohidrat nanti akan terjadi perubahan warna pada makanan atau zat tersebut.serta larutan benedict digunakan untuk ngetes kandungan glukosa.

v  Pertanyaan dari Emilya “ Dampak dari larutan-larutan yang ada jika mengenai tangan atau bagian tubuh yang lain?
jawab :
Dampak dari larutan-larutan yang ada tidak terlalu fatal jika mengenai tubuh karena larutan ini masih sering kita gunakan dan masih dalam kandungan % yang normal. kecuali aceton jika mengenai tangan dan bagian tubuh lainnya akan sedikit terluka atau gatal-gatal.




















BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya larutan fiksasi dan larutan pewarnaan saling berkaitan . Bahan-bahan kimia pada awalnya digunakan sebagai fiksatif tunggal.Tetapi pada perkembangan selanjutnya bahan-bahan tersebut,kecuali beberapa bahan tertentu ,sudah jarang digunakan secara sendirian tetapi dijadikan sebagai salah satu komponen dari fiksatif campuran.Fiksatif campuran–Kombinasi dari beberapa fiksatif tunggal.Berbagai jenis fiksatif umum yang aktifitas umum yang aktifitas fiksasinya telah dikenal dengan baik. Kebanyakan fiksatif diberi nama berdasarka nama orang yang pertama sekali memperkenalkannya .Jika orang yang sama menemukan lebih dari satu kombinasi, maka keterangan tambahan  akan diberikan pada nama setiap kombinasi fiksatif yang bersangkutan. dan Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedaka















DAFTAR PUSTAKA

http:sunshinecuties.blogspot.co.id/2016/02/makalah-pewarna-bakteri.html?m=1



Tidak ada komentar:

Posting Komentar