PENULISAN UNSUR-UNSUR SERAPAN
A.
Pengertian Kata Serapan
Kata serapan
adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam
suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia
sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka berpendapat
bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan
mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain.
Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak
positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh
masyarakat.
B. Kata Serapan dalam bahasa
indonesia
Dalam perkembangannya bahasa
Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahaa daerah atau
bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang
digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan
dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal
pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan
Kata-Kata.Serapan.
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika
salah satu syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu :
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya
. Kata Serapan
Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu :
1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
1. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2. Cara
Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
3. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
4. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Di samping itu, akhiran
yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata
seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di
samping kata standar, implemen, dan objek.
Pedoman EYD mengatur
kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa kaidah yang
berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan
konsonan menjadi k (cubic menjadi kubik, construction
menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium
menjadi akuarium, frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor),
ph menjadi f (phase menjadi fase,
physiology menjadi fisiologi).
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist
menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut, kesalahan
penyerapan masih sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih banyak muncul di
Google dibandingkan kata sportivitas,
demikian pula dengan kata aktifitas
dibandingkan dengan kata aktivitas.
Cara menulis tidak menjadi pertimbangan
penyesuaian kata serapan . Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya
saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa – bahasa itu berkesan silih
berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih
sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa
yang mereka kenal saja
Satu hal lagi, bahasa
Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya tidak membuat kita serampangan dalam
membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah bahasa kita.
C. Contoh Unsur Serapan:
NO
|
Kata Serapan
|
Kata
|
Asal
|
NO
|
Kata Serapan
|
Kata
|
Asal
|
Asing
|
Baku
|
Bahasa
|
Asing
|
Baku
|
Bahasa
|
||
1
|
Actor
|
Aktor
|
Inggris
|
26
|
Absent
|
Absen
|
Belanda
|
2
|
Allergy
|
Alergi
|
Inggris
|
27
|
Accu
|
Aki
|
Belanda
|
3
|
Access
|
Akses
|
Inggris
|
28
|
Agent
|
Agen
|
Belanda
|
4
|
Acting
|
Akting
|
Inggris
|
29
|
Album
|
Album
|
Belanda
|
5
|
Ballpoint
|
Bolpen
|
Inggris
|
30
|
Altaar
|
Altar
|
Belanda
|
6
|
Check
|
Cek
|
Inggris
|
31
|
Bak
|
Bak
|
Belanda
|
7
|
Detail
|
Detil
|
Inggris
|
32
|
Barak
|
Barak
|
Belanda
|
8
|
Dilemma
|
Dilema
|
Inggris
|
33
|
Balsem
|
Balsem
|
Belanda
|
9
|
Disco
|
Disko
|
Inggris
|
34
|
Bandiet
|
Bandit
|
Belanda
|
10
|
Dose
|
Dosis
|
Inggris
|
35
|
Batterij
|
Batere
|
Belanda
|
Selain
kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau
imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
D. Penyerapan Istilah Asing
Demi kemudahan pengalihan antarbahasa
dan keperluan masa depan, pemasukan istilah asing, yang bersifat internasional,
melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat atau
lebih yang berikut ini dipenuhi.
a. Istilah serapan yang di pilih
lebih cocok karena konotasinya
b. Istilah serapan yang di pilih
lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih
dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia trlalu banyak
sinonimnya.
Istilah
Asing
|
Istilah
Indonesia yang
Dianjurkan
|
Istilah
Indonesia yang dijauhkan
|
Anus
Faeces
Urine
|
Anus
Feses
Urine
|
Lubang
pantat
Tahi
Kencing
|
Amputation
Decibel
Lip
rounding
Marathon
Oxygen
Chemistry
|
Amputasi
Decibel
Labialisasi
Marathon
Oksigen
Kimia
|
Pemotongan
(pembuangan) anggota badan
Satu
ukuran kekerasan suara
Pembundaran
bibir
Lari jarak
jauh
Zata asam
Ilmu urai
|
Dysentery
Energy
Horizon
Narcotic
|
Disentri
energi
Horizon
Narkotik
|
Sakit
murus;berak darah;mejan
Daya;gaya;tenaga;kekuatan
Kakilangit;ufuk
cakrawala
Madat;obatbius;candu;opium;dadah;ganja
|
Dalam
menulis, tentunya kita harus menggunakan kaidah-kaidah menulis yang benar dan
tentunya sesuai dengan EYD. Jangan sampai nanti tulisan kita sangat keliru dan
menyeleweng dari apa yang sudah di teteapkan oleh EYD. Sama seperti halnya
huruf miring, huruf miring tidak boleh dipakai secara sembarangan dan
asal-asalan. Huruf miring memiliki makna tersendiri, dan semuanya telah diatur
dalam EYD. Nah berikut merupakan Penggunaan Huruf Miring yang Benar
menurut EYD
Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menuliskan nama buku, majalah, dansurat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
Misalnya:
Misalnya:
o Majalah Bahasa dan Kesusastraan
o Buku Negarakertagama karangan
Prapanca
o Surat kabar Suara Karya
o
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata.
Misalnya:
Misalnya:
o Huruf pertama kata abad ialah
a.
o Bab ini tidak membicarakan
penulisan huruf kapital.
o Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
o Buatlah kalimat dengan berlepas
tangan
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Misalnya:
o Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia
mangostana.
o Politik devide et impera
pernah merajalela di negeri ini.
o Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi
"pandangan dunia".
Catatan:
o Dalam tulisan tangan atau ketikan,
huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.
Setelah
melihat kaidah penulisan huruf miring diatas, setidaknya telah jelas dan
mengetahui secara lengkap kaidah penulisan huruf miring yang benar. Kaidah
tersebut saya ambil dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan
Sekian Penggunaan Huruf Miring yang Benar menurut EYD semoga bermanfaat
Sekian Penggunaan Huruf Miring yang Benar menurut EYD semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar