Selasa, 07 Juni 2016

Penggunaan Unsur serapan dan Penulisan huruf miring menurut EYD

PENULISAN UNSUR-UNSUR SERAPAN

 A.    Pengertian Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata – kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif, namun juga akan menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.
B.    Kata Serapan dalam bahasa indonesia
            Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata.Serapan.

Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu : 
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya         
b. Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya         
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia   terlalu banyak sinonimya
.         Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu :           
1. Cara Adopsi         
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
2.         Cara Adaptasi  
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia      
Contoh :        
Pluralization > pluralisasi 
Acceptability > akseptabilitas      
3.         Penerjemahan  
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia       
Contohnya : 
           Overlap > tumpang tindih   
           Try out > uji coba    
4.         Kreasi    
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.   
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.          
Contoh :        
Effective > berhasil guna   
           Spare parts > suku cadang  
            Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan objek.
            Pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Beberapa kaidah yang berlaku misalnya c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k (cubic menjadi kubik, construction menjadi konstruksi), q menjadi k (aquarium menjadi akuarium, frequency menjadi frekuensi), f tetap f (fanatic menjadi fanatik, factor menjadi faktor), ph menjadi f (phase menjadi fase, physiology menjadi fisiologi).
Akhiran-akhiran asing pun dapat diserap dan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya akhiran -age menjadi -ase, -ist menjadi -is, -ive menjadi -if.
Akan tetapi, dengan berbagai kaidah unsur serapan tersebut, kesalahan penyerapan masih sering kali dilakukan oleh para pemakai bahasa. Pujiono menemukan kata sportifitas lebih banyak muncul di Google dibandingkan kata sportivitas, demikian pula dengan kata aktifitas dibandingkan dengan kata aktivitas.
Cara menulis tidak menjadi pertimbangan penyesuaian  kata serapan . Umumnya kata serapan disesuaikan pada lafalnya saja. Meski kontak budaya dengan penutur bahasa – bahasa itu berkesan silih berganti, proses penyerapan itu ada kalanya pada kurun waktu yang tmpang tindih sehingga orang-orang dapat mengenali suatu kata serapan berasal dari bahasa yang mereka kenal saja
            Satu hal lagi, bahasa Indonesia memang termasuk luwes dalam menerima dan menyerap unsur dari berbagai bahasa lain. Namun keluwesan ini hendaknya tidak membuat kita serampangan dalam membentuk istilah baru dan mengabaikan khazanah bahasa kita.
C. Contoh Unsur Serapan:

NO
Kata Serapan
Kata
Asal
NO
Kata Serapan
Kata
Asal
Asing
Baku
Bahasa
Asing
Baku
Bahasa
1
Actor
Aktor
Inggris
26
Absent
Absen
Belanda
2
Allergy
Alergi
Inggris
27
Accu
Aki
Belanda
3
Access
Akses
Inggris
28
Agent
Agen
Belanda
4
Acting
Akting
Inggris
29
Album
Album
Belanda
5
Ballpoint
Bolpen
Inggris
30
Altaar
Altar
Belanda
6
Check
Cek
Inggris
31
Bak
Bak
Belanda
7
Detail
Detil
Inggris
32
Barak
Barak
Belanda
8
Dilemma
Dilema
Inggris
33
Balsem
Balsem
Belanda
9
Disco
Disko
Inggris
34
Bandiet
Bandit
Belanda
10
Dose
Dosis
Inggris
35
Batterij
Batere
Belanda
           
                           Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a -         [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab -               [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele -             [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini -            [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super -          [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni -              [= satu] ; unilateral, universitas
7. Nomo -          [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub -              [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans -          [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi -         [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.

D. Penyerapan Istilah Asing
       Demi kemudahan pengalihan antarbahasa dan keperluan masa depan, pemasukan istilah asing, yang bersifat internasional, melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang berikut ini dipenuhi.
a.      Istilah serapan yang di pilih lebih cocok karena konotasinya
b.      Istilah serapan yang di pilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c.      Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia trlalu banyak sinonimnya.
Istilah Asing
Istilah Indonesia yang
Dianjurkan
Istilah Indonesia yang dijauhkan
Anus
Faeces
Urine
Anus
Feses
Urine
Lubang pantat
Tahi
Kencing
Amputation
Decibel
Lip rounding
Marathon
Oxygen
Chemistry
Amputasi
Decibel
Labialisasi
Marathon
Oksigen
Kimia
Pemotongan (pembuangan) anggota badan
Satu ukuran kekerasan  suara
Pembundaran bibir
Lari jarak jauh
Zata asam
Ilmu urai
Dysentery
Energy
Horizon
Narcotic
Disentri
energi
Horizon
Narkotik
Sakit murus;berak darah;mejan
Daya;gaya;tenaga;kekuatan
Kakilangit;ufuk cakrawala
Madat;obatbius;candu;opium;dadah;ganja



Dalam menulis, tentunya kita harus menggunakan kaidah-kaidah menulis yang benar dan tentunya sesuai dengan EYD. Jangan sampai nanti tulisan kita sangat keliru dan menyeleweng dari apa yang sudah di teteapkan oleh EYD. Sama seperti halnya huruf miring, huruf miring tidak boleh dipakai secara sembarangan dan asal-asalan. Huruf miring memiliki makna tersendiri, dan semuanya telah diatur dalam EYD. Nah berikut merupakan Penggunaan Huruf Miring yang Benar menurut EYD

Huruf Miring
1.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dansurat  kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
o    Majalah Bahasa dan Kesusastraan
o    Buku Negarakertagama karangan Prapanca
o    Surat kabar Suara Karya
o     
2.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
o    Huruf pertama kata abad ialah a.
o    Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
o    Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
o    Buatlah kalimat dengan berlepas tangan
3.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

Misalnya:
o    Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
o    Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
o    Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi "pandangan dunia".

Catatan:
o    Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya. 

Setelah melihat kaidah penulisan huruf miring diatas, setidaknya telah jelas dan mengetahui secara lengkap kaidah penulisan huruf miring yang benar. Kaidah tersebut saya ambil dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Sekian Penggunaan Huruf Miring yang Benar menurut EYD semoga bermanfaa
t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar