Rabu, 15 Juni 2016

Prinsip Kerja Plester Anti Diabetes

ANTI PLESTER DIABETES
Liber Riwati Zega
1584205014


Abstrak
Kesehatan paling penting dijaga. Jangan sampai masalah kesehatan kemudian menyusahkan keluarga. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti. Banyak cara untuk mengontrol penyakit ini. Para pakar kesehatan berlomba-lomba menciptakan alat yang nyaman dipakai mengkontrol kesehatannya. Plester anti diabetes adalah sebuah alat yang mengontrolan kadar glukosa atau gula darah pada penderita diabetes melitus atau kencing manis umumnya  dilakukandengan menggunakan test darah secara berkala. Hal tersebut tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terinfeksi berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. Namun, Echo Therapeutic, sebuah perusahaan penyedia alat-alat kesehatan berhasil mengembangkan plaster anti diabetes. Plester tersebut dapat ditempelkan pada kulit dan biosensornya akan mendeteksi perubahan biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi kadar gula darah. Informasi yang didapat dikirimkan secara nirkabel menuju monitor khusus.




PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Diabetes Maletus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup tetapi daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pancreas, penyakit ini menyerang kekebalan tubuh manusia. Banyak penyebab dan faktor yang membuat penyakit ini muncul diantaranya Obesitas, Ketidak seimbangan hormon, Resistensi sel terhadap insulin, Kerusakan sel beta pankreas dan pola hidup yang tidak sehat. Penyakit ini cukup berbahaya jika semakin lama diabaikan, pasalnya penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi penyakit. Dengan berkembangnya teknologi ,banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh teknologi .banyak peralatan canggih yang diciptakan oleh tangan lincah manusia yang sangat berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat di dunia. hal ini lah yang memunculkan banyak orang untuk

menciptakan sesuatu yang dapat mengatasi berbagai penyakit dengan cepat. Salah satu kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang telah merambah keberbagai bidang kehidupan manusia. dan akhirnya Salah satu kemajuan teknologi informasi merambah pada bidang kesehatan seperti kedokteran. Kemajuan dalam bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu pesat, sehingga banyak temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan Teknologi Informasi baik dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi tengah mendapat banyak perhatian.
1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui ilmu fisika yang di pakai dalam teknologi
2.      Untuk mengetahui perkembangan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan
3.      Untuk mengetahui prinsip kerja dari Plester Anti Diabetes


1.3  Manfaat
1.      Mengontrol kadar gula pada penderita penyakit Diabetes Melitus
2.      Mempermudah pasien untuk cek penyakit Diabetes Melitus
3.      Hasil dari dari cek dapat diketahui dengan cepat

1.4  Landasan Teori
Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan dan menjadi kategori kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan di era globalisasi saat ini. bagi peralatan listrik atau energi yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan amper (A) dan tegangan listrik dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan satuan Watt (W) untuk menggerakkan motorlampu penerangan, memanaskan, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain.
Energi yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti airminyakbatu baraanginpanas buminuklir,matahari, dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa Joule sampai ribuan hingga jutaan Joule.
1.      ELEKTRODA 
Elektroda adalah konduktor yang dilalui arus listrik dari satu media ke yang lain, biasanya dari sumber listrik ke perangkat atau bahan. Elektroda dapat mengambil beberapa bentuk yang berbeda, termasuk kawat, piring, atau tongkat, dan yang paling sering terbuat dari logam, seperti tembaga, perak, timah, atau seng, tetapi juga dapat dibuat dari bahan konduktor listrik non-logam, seperti grafit. Elektroda yang digunakan dalam pengelasan, listrik, baterai, obat-obatan, dan industri untuk proses yang melibatkan elektrolisis. Anoda dan Katoda adalah elektroda dengan polaritas yang berlawanan Anoda dan Katoda adalah elektroda yang digunakan untuk menghantarkan arus listrik ke dalam atau keluar dari perangkat yang menggunakan listrik.
*      Anoda dan Katoda
Dalam kasus arus searah(DC), elektroda datang berpasangan, dan dikenal sebagai anoda dan katoda. Untuk baterai, atau sumber DC lainnya, katoda didefinisikan sebagai elektroda dari mana arus meninggalkan, dan anoda sebagai titik di mana ia kembali. Untuk alasan yang historis dari pada ilmiah, listrik pada rangkaian ini, dengan konvensi, digambarkan dengan bergerak dari positif ke negatif, sehingga dipandang sebagai aliran muatan positif keluar dari katoda  ke anoda. ( Admin20/03/2016 )
Arus listrik, namun terdiri dari aliran partikel bermuatan negatif kecil yang disebut elektron, sehingga aliran ini sebenarnya dalam arah yang berlawanan. Dalam konteks ini, mungkin lebih baik untuk berpikir hanya dalam hal terminal positif dan negatif.  Di dalam baterai atau sel elektrokimia, elektroda terbuat dari bahan yang berbeda, salah satunya menyerahkan elektron lebih mudah dari yang lain. Mereka disimpan dalam bahan kimia yang dapat dipecah menjadi ion positif dan negatif. Ketika rangkaian tertutup, dengan kata lain ketika baterai terhubung ke perangkat listrik, seperti bola lampu, reaksi redoks berlangsung di dalam sel. Ini berarti bahwa penambahan elektron kimia yang dihantarkan pada salah satu elektroda – sebuah proses yang dikenal sebagai reduksi – dan kehilangan di bagian lain – sebuah proses yang disebut oksidasi dengan hasil elektron yang mengalir sebagai arus yang berputaran dalam rangkaian. Reduksi selalu terjadi pada katoda, dan oksidasi di anoda. Dalam baterai isi ulang, proses ini dibalik ketika baterai sedang diisi. Arus listrik dari sumber lain digunakan untuk daya reaksi redoks dalam arah yang berlawanan, yang berarti bahwa anoda menjadi katoda dan sebaliknya.


Hal ini masih terjadi reduksi yang terjadi pada katoda dan oksidasi pada anoda, tetapi arah arus dibalik, sehingga yang elektroda negatif dan yang positif tergantung pada apakah baterai memasok arus atau pengisian. Kadang-kadang sel-sel yang terhubung bersama dengan elektroda, yang bertindak sebagai anoda untuk satu sel dan katoda untuk lainnya. Hal ini dikenal sebagai elektroda bipolar. Dalam kasus arus bolak balik (AC), tidak ada perbedaan antara anoda dan katoda. Hal ini karena arus terus membalikkan arah, berkali-kali per detik. Elektroda menggunakan jenis arus ini akan terus konstan karena itu beralih antara negatif dan positif.

*      Elektrolisis
Untuk mendapatkan unsur tertentu, senyawa ionik unsur dapat di elektrolisis. Contohnya adalah produksi logam natrium dari garam cair, atau natrium klorida. Ketika arus mengalir, ion natrium bermuatan positif tertarik ke elektroda negatif, atau katoda. di mana mereka mendapatkan elektron, membentuk logam natrium. Ion klorida bermuatan negatif tertarik ke anoda di mana mereka kehilangan elektron, membentuk gas klor, yang juga dikumpulkan sebagai produk sampingan.

*      Elektroplating
Dalam proses ini, benda logam dilapisi dengan logam lain untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi atau penampilan. Benda yang akan dilapisi sebagai katoda dalam proses elektrolisis dengan direndam dalam larutan senyawa larut dari logam yang akan membentuk lapisan, dengan anoda juga terbuat dari logam ini. Ketika arus mengalir, ion logam positif dari larutan tertarik ke katoda, dan membentuk deposit di atasnya. Saat ion dalam larutan yang digunakan, mereka digantikan oleh ion yang terbentuk dari anoda. Kadang-kadang, anoda terbuat dari bahan yang berbeda yang tidak habis. dalam metode ini, ion logam harus diganti dengan topping pada larutan.

MACAM DAN JENIS ELEKTRODA CARA PEMAKAIANNYA
A. Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar dia­meter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan pan­jang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda. Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.

B. Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut :

·         E     : menyatakan elaktroda busur listrik
·         XX (dua angka)   : sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table.
·         X (angka ketiga) : menyatakan posisi pangelasan.
·         angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan
·         X (angka keempat) menyataken jenis sela­put dan jenis arus yang cocok.
·         Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
·         Dapat dipakai untuk pengelasan segala po­sisi
·         Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC –

C. Elektroda Baja Lunak
Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lu­nak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.

       1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersih­kan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan peng­ujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabil­kan busur listrik bila dipakai arus AC.

       1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersih­kan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan peng­ujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabil­kan busur listrik bila dipakai arus AC.

2. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi ke­banyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengeles­an tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat di­pakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudah­kan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penem­busan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.

 4. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elek­troda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.

5. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnya untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 danE7018.

C. Kondisi Pengelasan
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja paduan rendah.

·         Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah elektroda Baja, elektroda nikel, elektrode perunggu dan elektroda besi tuang.

·         Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel.

·         Elektroda Baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat se­hingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak di­kerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.

·         Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan ter­hadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.

·         Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.

·         Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.


PEMBAHASAN
Penyakit diabetes disebabkan oleh kadar gula dalam darah kita yang sangat tinggi. Biasanya dalam mengecek penyakit diabetes dilakukan dengan tes kadar gula darah secara berkala.untuk itu dapat menggangu kenyamanan dan waktu kita. namun pada belakangan ini telah di kembangkan alat yang di namakan Plester Anti Diabetes yang cara kerjanya dengan ditempelkan pada kulit. alat ini tidak bekerja denga sendirinya tetapi dalam alat ini terdapat sebuah biosensor yang akan mendeteksi perubahan biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi atau ketidak tetapan kadar gula darah dalam tubuh, Biosensor ini merupakan sensor yang mengombinasikan komponen hayati dengan komponen elektronik (transduser) yang mengubah sinyal dari komponen hayati menjadi luaran yang terukur. Biosensor juga dapat diartikan sebagai sebuah alat analisis yang mengkombinasikan komponen biologis dengan detektor fisikokimia. Biosensor itu terdiri atas:

• Elemen biologis sensitif seperti jaringan, mikroorganisme, organel, reseptor sel, enzim, antibodi, asam nukleat, dan sebagainya, adalah material biologis yang berinteraksi dengan komponen yang dipelajari. Elemen sensitif tersebut juga bisa dibuat dengan rekayasa biologis.

• Transduser yang bekerja secara fisikokimia (optis, piezoelektris, elektrokimia, dan sebagainya) yang mengubah sinyal yang dihasilkan dari interaksi dengan komponen yang diuji sehingga bisa diukur dengan mudah.

• Alat pembaca biosensor yang terkait dengan elektronika atau pemroses sinyal untuk ditampilkan.
setelah kita menempelkan Plester Anti Diabetes pada kulit kita maka biosensorlah yang akan pengukur kadar gula dalam darah,Molekul glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan elektron yang ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal elektronik yang diterima.
  1. Data yang dihasilkan adalah ukuran kadar glukosa.
  2. Transducer adalah electrode, sedang enzyme sebagai bioreseptor atau komponen biologis aktif.

Biosensor pertama kali dibuat adalah glucose sensor. Gula darah yang berbentuk glukosa pada awalnya diukur secara kimiawi oleh para peneliti dari perusahaan Ames di Indiana, Amerika Serikat, Ernie Adams dan Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper strip.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula dalam darah adalah dengan mengubah konsentrasi glukosa menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan adanya sensor khusus dalam strip atau lempengan untuk amperometry. Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari sirkuit listrik di mana hidrogen peroksida terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai hasil dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui rangkaian menyediakan hasil pengukuran konsentrasi peroksida hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa dapat diketahui. Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida glukosa. Oksida glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim pada elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan menggunakan deteksi elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda: lapisan membran oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa, oksigen, dan hidrogen peroksida.
Bahan biologis bergerak pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor. Zat yang akan diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan menghasilkan produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser mengubah produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat pada monitor khusus secara nirkabel. Jaringan nirkabel adalah bidang disiplin yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem komputer tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan komputer baik pada jarak dekat maupun jauh atau lewat satelit.  

PENUTUP
Jika ilmu fisika di kombinasikan dengan teknologi yang pesat akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa manfaatnya salah satunya alat pendeteksi penyakit Dibetes Melitus . Plester Anti diabetes merupakan suatu alat untuk mendeteksi penyakit Diabetes Melitus atau yang sering di sebut juga dengan kencing manis. prinsip kerja alat ini di bantu oleh sebuah biosensor, Biosensor merupakan peralatan analisis yang menggabungkan elemen pengenal bahan biokimia atau biologis, yang berperan dalam penentuan tingkat selektifitas atau sensitifitas dari biosensor, dengan transduser yang mempengaruhi kemampuan biosensor dapat mendeteksi konsentrasi kecil, dengan mengubah respon biokimia atau biologis ke dalam sinyal informasi yang dapat diukur. kemudian hasil kerja dari biosensonsor akan dikirim dalam bentuk sinyal secara nirkabel ke monitor.

DAFTAR PUSTAKA
by Fajar Hidayanto http://hifatech.blogspot.co.id/2015/12/plester-monitor-gula-darah.html “Tgl 06 Juni 2016 21:51”
by wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_listrik 20:15 “Tgl 7 Juni 2016 07:17”
by hayatizikra  https://hayatizikra.wordpress.com/2013/03/28/makalah-tentang-biosensor-untuk-mendeteksi-gula-darah/  “Tgl 06 Juni 2016 21:12 ”
by Giyan http://students.stthamzanwadi.ac.id/blog/tag/up-to-date/  “Tgl 06 Juni 2016 22:18”
by wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_nirkabel “Tgl 06 Juni2016 22:06”
by Admin  http://ilmualam.net/pengertian-elektroda-dan-penggunaan-elektroda.html  ” Tgl 7 Juni 2016 5:55”
http://faluethautamiee.blogspot.co.id/ “Tgl 7 Juni 2016 23:07 “
di post tgl 14 Mei 2015   http://hima-tl.ppns.ac.id/?p=704 “Tgl 8 Juni 2016 20:55”














Tidak ada komentar:

Posting Komentar