ANTI PLESTER DIABETES
Liber Riwati Zega
1584205014
Abstrak
Kesehatan paling penting dijaga.
Jangan sampai masalah kesehatan kemudian menyusahkan keluarga. Diabetes
merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti. Banyak cara untuk
mengontrol penyakit ini. Para pakar kesehatan berlomba-lomba menciptakan alat
yang nyaman dipakai mengkontrol kesehatannya. Plester anti diabetes adalah
sebuah alat yang mengontrolan kadar glukosa atau gula darah pada penderita
diabetes melitus atau kencing manis umumnya
dilakukandengan menggunakan test darah secara berkala. Hal tersebut
tentunya sangat mengganggu kenyamanan dan harus dilakukan dengan hati-hati agar
tidak terinfeksi berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. Namun, Echo Therapeutic,
sebuah perusahaan penyedia alat-alat kesehatan berhasil mengembangkan plaster
anti diabetes. Plester tersebut dapat ditempelkan pada kulit dan biosensornya
akan mendeteksi perubahan biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi kadar gula
darah. Informasi yang didapat dikirimkan secara nirkabel menuju monitor khusus.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Diabetes
Maletus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan
kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin
baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali
sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup tetapi daya kerjanya kurang.
Hormon Insulin dibuat dalam pancreas, penyakit ini menyerang kekebalan tubuh
manusia. Banyak penyebab dan faktor yang membuat penyakit ini muncul
diantaranya Obesitas, Ketidak seimbangan hormon, Resistensi sel terhadap insulin, Kerusakan sel beta pankreas dan pola
hidup yang tidak sehat. Penyakit ini cukup berbahaya jika semakin lama
diabaikan, pasalnya penyakit diabetes dapat menyebabkan komplikasi penyakit. Dengan berkembangnya teknologi
,banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh teknologi .banyak peralatan canggih
yang diciptakan oleh tangan lincah manusia yang sangat berguna dan dibutuhkan
oleh masyarakat di dunia. hal ini lah yang
memunculkan banyak orang untuk
menciptakan sesuatu yang dapat
mengatasi berbagai penyakit dengan cepat. Salah satu
kemajuan teknologi tersebut ialah teknologi informasi (TI) yang telah merambah
keberbagai bidang kehidupan manusia. dan akhirnya Salah satu kemajuan teknologi
informasi merambah pada bidang kesehatan seperti kedokteran. Kemajuan dalam
bidang kesehatan ini sangat berkembang dengan begitu pesat, sehingga banyak
temuan-temuan yang didapatkan dengan bantuan Teknologi Informasi baik dalam
bidang pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun penelitian pengembangan
dari ilmu kesehatan itu sendiri. Pelayanan kesehatan berbasis teknologi
informasi tengah mendapat banyak perhatian.
1.2 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui ilmu fisika yang di pakai dalam teknologi
2.
Untuk
mengetahui perkembangan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan
3.
Untuk
mengetahui prinsip kerja dari Plester Anti Diabetes
1.3 Manfaat
1.
Mengontrol
kadar gula pada penderita penyakit Diabetes Melitus
2.
Mempermudah
pasien untuk cek penyakit Diabetes Melitus
3. Hasil dari dari
cek dapat diketahui dengan cepat
1.4
Landasan
Teori
Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan dan menjadi kategori
kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan di era globalisasi
saat ini. bagi peralatan listrik atau energi yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan amper (A) dan tegangan listrik
dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik
dengan satuan Watt (W) untuk menggerakkan motor, lampu penerangan,
memanaskan, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik
untuk menghasilkan bentuk energi yang lain.
Energi yang
dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air, minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir,matahari, dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa Joule sampai
ribuan hingga jutaan Joule.
1.
ELEKTRODA
Elektroda adalah konduktor yang dilalui arus
listrik dari satu media ke yang lain, biasanya dari sumber listrik ke perangkat
atau bahan. Elektroda dapat mengambil beberapa bentuk yang berbeda, termasuk
kawat, piring, atau tongkat, dan yang paling sering terbuat dari logam, seperti
tembaga, perak, timah, atau seng, tetapi juga dapat dibuat dari bahan konduktor
listrik non-logam, seperti grafit. Elektroda yang digunakan dalam pengelasan,
listrik, baterai, obat-obatan, dan industri untuk proses yang melibatkan
elektrolisis. Anoda dan
Katoda adalah elektroda dengan polaritas yang berlawanan Anoda dan Katoda
adalah elektroda yang digunakan untuk menghantarkan arus listrik ke dalam atau
keluar dari perangkat yang menggunakan listrik.
Anoda dan Katoda
Dalam kasus
arus searah(DC), elektroda datang berpasangan, dan dikenal sebagai anoda dan
katoda. Untuk baterai, atau sumber DC lainnya, katoda didefinisikan sebagai elektroda
dari mana arus meninggalkan, dan anoda sebagai titik di mana ia kembali. Untuk
alasan yang historis dari pada ilmiah, listrik pada rangkaian ini, dengan
konvensi, digambarkan dengan bergerak dari positif ke negatif, sehingga
dipandang sebagai aliran muatan positif keluar dari katoda ke anoda. ( Admin20/03/2016 )
Arus listrik,
namun terdiri dari aliran partikel bermuatan negatif kecil yang disebut
elektron, sehingga aliran ini sebenarnya dalam arah yang berlawanan. Dalam
konteks ini, mungkin lebih baik untuk berpikir hanya dalam hal terminal positif
dan negatif. Di dalam baterai atau sel
elektrokimia, elektroda terbuat dari bahan yang berbeda, salah satunya
menyerahkan elektron lebih mudah dari yang lain. Mereka disimpan dalam bahan
kimia yang dapat dipecah menjadi ion positif dan negatif. Ketika rangkaian
tertutup, dengan kata lain ketika baterai terhubung ke perangkat listrik,
seperti bola lampu, reaksi redoks berlangsung di dalam sel. Ini berarti bahwa
penambahan elektron kimia yang dihantarkan pada salah satu elektroda – sebuah
proses yang dikenal sebagai reduksi – dan kehilangan di bagian lain – sebuah
proses yang disebut oksidasi dengan hasil elektron yang mengalir sebagai arus
yang berputaran dalam rangkaian. Reduksi selalu terjadi pada katoda, dan
oksidasi di anoda. Dalam baterai isi ulang, proses ini dibalik ketika baterai
sedang diisi. Arus listrik dari sumber lain digunakan untuk daya reaksi redoks
dalam arah yang berlawanan, yang berarti bahwa anoda menjadi katoda dan sebaliknya.
Hal ini masih
terjadi reduksi yang terjadi pada katoda dan oksidasi pada anoda, tetapi arah
arus dibalik, sehingga yang elektroda negatif dan yang positif tergantung pada
apakah baterai memasok arus atau pengisian. Kadang-kadang sel-sel yang terhubung
bersama dengan elektroda, yang bertindak sebagai anoda untuk satu sel dan
katoda untuk lainnya. Hal ini dikenal sebagai elektroda bipolar. Dalam kasus
arus bolak balik (AC), tidak ada perbedaan antara anoda dan katoda. Hal ini
karena arus terus membalikkan arah, berkali-kali per detik. Elektroda
menggunakan jenis arus ini akan terus konstan karena itu beralih antara negatif
dan positif.
Elektrolisis
Untuk
mendapatkan unsur tertentu, senyawa ionik unsur dapat di elektrolisis.
Contohnya adalah produksi logam natrium dari garam cair, atau natrium klorida.
Ketika arus mengalir, ion natrium bermuatan positif tertarik ke elektroda
negatif, atau katoda. di mana mereka mendapatkan elektron, membentuk logam
natrium. Ion klorida bermuatan negatif tertarik ke anoda di mana mereka
kehilangan elektron, membentuk gas klor, yang juga dikumpulkan sebagai produk
sampingan.
Elektroplating
Dalam proses
ini, benda logam dilapisi dengan logam lain untuk meningkatkan ketahanan
terhadap korosi atau penampilan. Benda yang akan dilapisi sebagai katoda dalam
proses elektrolisis dengan direndam dalam larutan senyawa larut dari logam yang
akan membentuk lapisan, dengan anoda juga terbuat dari logam ini. Ketika arus
mengalir, ion logam positif dari larutan tertarik ke katoda, dan membentuk
deposit di atasnya. Saat ion dalam larutan yang digunakan, mereka digantikan
oleh ion yang terbentuk dari anoda. Kadang-kadang, anoda terbuat dari bahan
yang berbeda yang tidak habis. dalam metode ini, ion logam harus diganti dengan
topping pada larutan.
MACAM DAN JENIS ELEKTRODA CARA
PEMAKAIANNYA
A. Elektroda Berselaput
Elektroda berselaput yang
dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun
kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi,
semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm
dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya
selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium
oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan
sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda. Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter
elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput
elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi
cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara
luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam
Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi
permukaan las yang masih panas.
B. Klasifikasi Elektroda
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut
klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang
artInya sebagai berikut :
·
E
: menyatakan elaktroda busur listrik
·
XX (dua angka) :
sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table.
·
X (angka
ketiga) : menyatakan posisi pangelasan.
·
angka 1
untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah
tangan
·
X (angka
keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok.
·
Kekuatan tarik minimum den
deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2
·
Dapat dipakai untuk pengelasan
segala posisi
·
Jenis selaput elektroda
Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC –
C. Elektroda Baja Lunak
Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada
jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai
untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala
posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las
biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk
pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5%
pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium
untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
1. E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai
untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala
posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las
biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk
pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5%
pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium
untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.
2. E 6012 dan E 6013
Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan
penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi
kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke
bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih
tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan
pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil
kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya
mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida
besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan
pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las
sudut.
4. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput
elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan
adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang
lebih tinggi.
5. Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari
0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini
dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnya untuk
pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda
hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 danE7018.
C. Kondisi Pengelasan
Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips
baja lunak dan baja paduan rendah.
·
Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang
adalah elektroda Baja, elektroda nikel, elektrode perunggu dan elektroda besi
tuang.
·
Elektroda nikel
Elektroda
jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan
lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi
pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah
rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik
elektroda nikel.
·
Elektroda Baja
Elektroda jenis ini bila
dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga
tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila
hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda
baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
·
Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai
elektroda ini tahan terhadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah.
Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang
menghasilkan busur stabil.
·
Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada
dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi
dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil
lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.
·
Elektroda tahan keausan.
Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt,
Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang
dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.
PEMBAHASAN
Penyakit diabetes disebabkan oleh
kadar gula dalam darah kita yang sangat tinggi. Biasanya dalam mengecek
penyakit diabetes dilakukan dengan tes kadar gula darah secara berkala.untuk
itu dapat menggangu kenyamanan dan waktu kita. namun pada belakangan ini telah
di kembangkan alat yang di namakan Plester Anti Diabetes yang cara
kerjanya dengan ditempelkan pada kulit. alat ini tidak bekerja denga
sendirinya tetapi dalam alat ini terdapat sebuah biosensor yang akan mendeteksi
perubahan biokimiawi pada kulit akibat fluktuasi atau ketidak tetapan kadar
gula darah dalam tubuh, Biosensor ini merupakan sensor yang mengombinasikan
komponen hayati dengan komponen elektronik (transduser) yang mengubah sinyal
dari komponen hayati menjadi luaran yang terukur. Biosensor juga dapat
diartikan sebagai sebuah alat analisis yang mengkombinasikan komponen biologis
dengan detektor fisikokimia. Biosensor itu terdiri atas:
• Elemen biologis sensitif seperti
jaringan, mikroorganisme, organel, reseptor sel, enzim, antibodi, asam nukleat,
dan sebagainya, adalah material biologis yang berinteraksi dengan komponen yang
dipelajari. Elemen sensitif tersebut juga bisa dibuat dengan rekayasa biologis.
• Transduser yang bekerja secara
fisikokimia (optis, piezoelektris, elektrokimia, dan sebagainya) yang mengubah
sinyal yang dihasilkan dari interaksi dengan komponen yang diuji sehingga bisa
diukur dengan mudah.
• Alat pembaca biosensor yang
terkait dengan elektronika atau pemroses sinyal untuk ditampilkan.
setelah kita menempelkan Plester Anti Diabetes
pada kulit kita maka biosensorlah yang akan pengukur kadar gula dalam darah,Molekul
glukosa yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan elektron yang
ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal
elektronik yang diterima.
- Data yang dihasilkan adalah ukuran kadar glukosa.
- Transducer adalah electrode, sedang enzyme sebagai bioreseptor atau komponen biologis aktif.
Biosensor pertama kali dibuat adalah
glucose sensor. Gula darah yang berbentuk glukosa pada awalnya diukur secara
kimiawi oleh para peneliti dari perusahaan Ames di Indiana, Amerika Serikat,
Ernie Adams dan Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper strip.
Langkah
pertama yang harus dilakukan untuk mengukur kadar gula dalam darah adalah
dengan mengubah konsentrasi glukosa menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini
mungkin terjadi dengan adanya sensor khusus dalam strip atau lempengan untuk
amperometry. Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk
membentuk bagian dari sirkuit listrik di mana hidrogen peroksida
terelektrolisis. Hidrogen peroksida diproduksi sebagai hasil dari oksidasi
glukosa pada membran oksida glukosa. Arus yang melalui rangkaian menyediakan
hasil pengukuran konsentrasi peroksida hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa
dapat diketahui. Sensor yang digunakan sebagai pengukur gula darah berdasarkan
pada elektroda oksida glukosa. Oksida glukosa diamobilisasi dalam elektroda
karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim pada elektroda digunakan untuk
menentukan amperometry dengan menggunakan deteksi elektrokimia dari hidrogen
peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari berbagai elektroda: lapisan membran
oksida glukosa, film polyurethane yang permeabel oleh glukosa, oksigen, dan
hidrogen peroksida.
Bahan biologis
bergerak pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor.
Zat yang akan diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak
dan menghasilkan produk. Produk melewati membran lain untuk transduser.
Transduser mengubah produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan
pemrosesan sinyal mengubah sinyal dan diperkuat menjadi layar paling umum yang
dapat dibaca dan dicatat pada monitor khusus secara nirkabel. Jaringan nirkabel adalah bidang
disiplin yang berkaitan dengan komunikasi antar sistem komputer tanpa
menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai untuk jaringan komputer baik pada
jarak dekat maupun jauh atau lewat satelit.
PENUTUP
Jika
ilmu fisika di kombinasikan dengan teknologi yang pesat akan menghasilkan
sesuatu yang luar biasa manfaatnya salah satunya alat pendeteksi penyakit
Dibetes Melitus . Plester Anti diabetes merupakan suatu alat untuk mendeteksi
penyakit Diabetes Melitus atau yang sering di sebut juga dengan kencing manis.
prinsip kerja alat ini di bantu oleh sebuah biosensor, Biosensor merupakan peralatan
analisis yang menggabungkan elemen pengenal bahan biokimia atau biologis, yang
berperan dalam penentuan tingkat selektifitas atau sensitifitas dari biosensor,
dengan transduser yang mempengaruhi kemampuan biosensor dapat mendeteksi
konsentrasi kecil, dengan mengubah respon biokimia atau biologis ke dalam
sinyal informasi yang dapat diukur. kemudian hasil kerja dari biosensonsor akan
dikirim dalam bentuk sinyal secara nirkabel ke monitor.
DAFTAR PUSTAKA
by Fajar Hidayanto http://hifatech.blogspot.co.id/2015/12/plester-monitor-gula-darah.html “Tgl 06 Juni
2016 21:51”
by hayatizikra https://hayatizikra.wordpress.com/2013/03/28/makalah-tentang-biosensor-untuk-mendeteksi-gula-darah/ “Tgl
06 Juni 2016 21:12 ”
by Giyan http://students.stthamzanwadi.ac.id/blog/tag/up-to-date/ “Tgl 06 Juni 2016 22:18”
by Admin http://ilmualam.net/pengertian-elektroda-dan-penggunaan-elektroda.html ” Tgl 7 Juni 2016 5:55”
http://faluethautamiee.blogspot.co.id/ “Tgl 7 Juni
2016 23:07 “
https://www.nitips.com/penyebab-kencing-manis-dan-pengobatannya/ “Tgl 7 Juni 2016 23:01”
https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_listrik
20:15
“Tgl 7 Juni 2016 06:34”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar